Kamis, 01 Desember 2016

Ke Bali, Mau Dapat Teman, Bahkan Pacar Bule?...Bisa, Nginap aja di Hostel!!


Salah satu daya tarik utama Bali bagi para traveller muda, diakui atau tidak,  adalah banyaknya wisatawan kulit putih. Banyak traveller muda meski kadang malu mengakui sebenarnya memimpikan berkenalan, berteman bahkan pacaran dengan turis kulit putih.

Cara klise untuk berkenalan adalah duduk di pantai Kuta, lalu sambil malu-malu malah takut-takut, minta foto bareng. Tapi perkenalan model biasanya yang begini biasanya nggak berlangsung lama apalagi ajeg. Paling ujungnya cuma buat pamer kepada teman-teman.  “Ini lho, gue punya kenalan bule”. Padahal kenyataannya itu cuma dalam khayalan.

Berdasarkan pengalaman saya selama menjadi back packer semasa muda. Kenalan di tempat seperti pantai dan tempat umum lainnya jarang sekali berhasil menjadi perkenalan yang intim. Ini karena sulitnya mendapatkan momen untuk mulai berkenalan dan mengobrol. Momen paling tepat untuk bisa dekat dan berkenalan itu biasanya di restoran tapi yang paling ideal sebenarnya di penginapan.

Kalau menginap di hotel yang sama, peluang untuk berkenalan lebih besar. Tapi karena hotel besar dan luas dan masing-masing penyewa punya privacy, biasanya untuk berkenalan dengan seseorang pun biasanya tidak bisa natural karena untuk berkenalan biasanya memang harus dimulai secara sengaja, sulit terjadi momen yang seperti memaksa untuk bercakap-cakap.

Sementara kalau menginap di Hostel, karena satu kamar berbagi dengan banyak orang yang seringkali tidak saling kenal. Sudah begitu ruang makan dan ruang berkumpulnya juga sempit, sehingga memaksa orang-orang di mau tidak mau harus berkenalan. Contohnya ketika saya menginap di CX Hostel, saat saya sedang memasukkan barang-barang saya ke dalam lemari datang seorang penyewa asal Belanda. Namanya Patrick, dia langsung memperkenalkan diri. Dia mengatakan kalau dia baru tiba dari Belanda dan travel sendirian. Tidak butuh waktu lama kami langsung akrab.

Pagi harinya ketika saya sedang bersiap-siap pergi, dia bertanya saya mau kemana?. Ketika saya katakan mau ke Jimbaran, dia minta ikut dengan saya karena dia sama sekali tidak punya ide mau kemana. Karakter turis back packer memang seperti ini. Bertemu teman baru di setiap tempat yang dikunjungi.

Kemudian di kapsul sebelah saya ada dua orang sahabat dari Inggris, Namanya Dean dan Ian, mereka sebenarnya bertiga tapi satu orang temannya perempuan bernama Jennifer.  Di CX Hostel, tamu laki-laki dan perempuan dipisahkan.

Sama seperti dengan Patrick, dengan ketiga turis asal Inggris ini pun saya langsung akrab. Jennifer,  teman mereka yang perempuan juga tidak jarang nongkrong di kamar kami dan juga langsung menjadi akrab. Malam itu mereka mengajak saya clubbing bareng ke Legian. Tapi karena saya harus menyelesaikan tulisan, ajakan itu saya tolak.

Berbeda sekali dengan turis-turis yang ketemu di pantai apalagi di jalan, mereka banyak sekali, tapi kita benar-benar merasa asing.
Kemudian ketika kita jalan dengan mereka, biasanya juga kita lebih mudah berkenalan dengan turis asing yang lain. Karena tidak jarang ketika kita jalan dengan mereka, kita juga bertemu dengan turis yang berasal dari negara yang sama dengan mereka.

Kenapa kita bisa begitu mudah akrab dengan sesama penyewa di sebuah hostel. Berdasarkan pengamatan saya itu, yang menginap di hostel biasanya adalah anak-anak muda, mahasiswa atau mahasiswi yang bekerja paruh waktu selama kuliah, mengirit-irit uang tabungan untuk bisa berlibur. Jadi rata-rata memang prihatin (Ini jangan dipolitisir ya). Karena yang menginap di hostel pada umumnya adalah para wisatawan dengan budget pas-pasan. Biasanya muncul perasaan senasib, sehingga lebih mudah terkonek. Sebab perasaan senasib dan saling dukung biasanya hanya muncul ketika kedua belah pihak sama-sama miskin. Kalau sama-sama kaya biasanya yang muncul malah perasaan saling bersaing. Yang satu menunjukkan diri lebih kaya dari yang lain.

Menurut Pak Hendi, Manager Hostel ini mayoritas pelanggannya adalah turis dari Jerman, lalu Belanda, Perancis dan Cina. 60% pelanggan mereka adalah turis asing. Jadi, kalau anda ingin berlibur di Bali dan mendapat teman asal negara asing. Menginap di CX Hostel bisa jadi sebuah opsi menarik.
Jadi kalian para traveller dan petualang muda yang ingin berlibur ke Bali sendirian dengan budget terbatas  dan berpikir di Bali akan sendirian tidak punya teman. Saran saya, tidak usah khawatir menginaplah di CX Hostel, anda akan segera menemukan teman malah bukan tidak mungkin kalau anda punya bakat, bisa mendapatkan pacar yang bikin iri teman se-geng-an.